SHARPENING THE SAW

STAY@HOME, WHAT TO DO ?

Dear Sahabats,

Saya teringat saat awal Maret 2020, dimana wabah covid-19 ini baru heboh, seluruh Sahabats sibuk membahasnya. Isi dari socmed dan chat di WA Group dipenuhi dengan info covid-19.

Itu adalah hal yang wajar, tapi lama kelamaan kok saya mulai merasakan ketidaknyamanan, karena hampir semua kabar yang dibagikan adalah KABAR NEGATIF, yang sadar tidak sadar akan menyerap energi positif kita, yang mengakibatkan makin lama kita berubah jadi negatif, pesimis, kuatir bahkan takut.

Belum lagi kualami sendiri, kenapa momen stay@home ini aku terjebak menjadikannya seperti LIBURAN, dimana aku memilih untuk bersantai, nonton film, karaoke, leha-leha dan ajang menggemukkan diri.

Tak lama, aku mengambil satu keputusan, semua harus diubah, tidak baik jika terus menerus begini.

Kuingat, langkah pertamaku adalah kuputuskan untuk keluar dari WA Group yang isinya sebagian besar tentang kabar negatif sehubungan covid-19. Aku juga memutuskan untuk berhenti membaca & meng-update berita ttg hal tersebut di media online.

Langkah kedua, aku mulai berpikir untuk mengubah mindset bahwa ini sama dengan liburan. Tidak, ini saatnya aku produktif, dan ini saatnya aku menajamkan gergaji-ku.

STAY@HOME, SO WHAT ?

Ya, aku percaya penuh bahwa OPPORTUNITY bagiannya Tuhan, jadi saat sedang tidak ada kerjaan, maka ini saatnya aku mempersiapkan diriku untuk menghadapi kesempatan baru yang nanti akan dibukakan Tuhan setelah wabah ini berlalu.

Satu cerita klasik menginspirasiku. Cerita tentang perlombaan memotong pohon, dimana saat dimulai semua peserta sibuk memotong pohon sedangkan ada satu peserta yang malah sibuk mengasah gergajinya. Tak lama, saat peserta lain mulai kesulitan karena gergajinya mulai tumpul, peserta yang sibuk mengasah gergajinya malah memotong dengan cepat dan mudah, karena gergajinya tajam. Dan akhirnya dia berhasil memenangkan pertandingan.

Ya, ini saatnya aku mengasah gergaji-ku, untuk mempersiapkan diri nantinya kesempatan itu datang, aku akan keluar menjadi pemenang.

Aku tidak mau, nanti saat kesempatan itu datang, aku tidak siap.

Aku tahu, mau tidak mau aku harus belajar ONLINE. Maka aku mulai mempelajari bagaimana membuat video dengan animasi, bagaimana mengoperasikan Webinar, dan bagaimana mengelola penampilan agar terlihat profesional meskipun via online.

Banyak video2 tutorial di Youtube yang aku lahap, banyak video yang coba aku buat, banyak kegagalan tapi semua itu adalah bagian dari BELAJAR.

Tapi kini aku bisa membuat video dan ini menjadi modal kuat untuk masuk ke dunia training online. Mungkin banyak teman2 trainer yang sudah berjalan lebih dahulu, mereka ada di depanku, tapi mereka lupa mengasah gergaji terlebih dahulu. Kupercaya, nanti aku akan menyusul mereka.

Aku mungkin sekarang tertinggal, tapi dengan gergaji yang tajam, aku pasti akan menyusul mereka nanti.

STAY@HOME, GET READY !

Saat banyak Sahabats yang santai, atau sibuk menggerutu bahkan ada yang mulai stress, aku malah mengambil langkah selanjutnya.

Aku mengambil program sertifikasi Business Model You yang diselenggarakan online. Aku lihat adanya peluang terbuka setelah covid-19 ini akan hal ini. Jika kemarin-kemarin aku hanya memperlengkapi kemampuan tambahan yang berkorelasi dengan kemampuan utama saya yakni mengajar, kini saya mengasah benar-benar kemampuan utama saya.

Akhirnya, 3 minggu penuh tugas dan project berhasil aku lewati dan aku berhasil lulus. Kini aku berhasil menambah 1 gelar lagi, menambah 1 pengetahuan lagi, menambah 1 talenta lagi.

Talenta jangan dipendam, tapi harus dikembangkan, dari 1 jadi 2, dari 2 jadi 3 dan seterusnya.

Berikut salah satu engagement project yang ku-kerjakan sebagai syarat kelulusan.

Ku-teringat, saat video yang ku-buat menggunakan teknik2 yang baru ku-pelajari selama stay@home dipuji oleh trainer dan teman2 peserta program dari berbagai negara seperti China, Macao, Australia, Jepang dan Amerika Serikat. Semua memujinya seakan saya adalah seorang yang ahli videografi, padahal mereka tidak tahu bahwa ini sesuatu yang baru saja ku-pelajari beberapa saat lalu. Tidak sia-sia susah payahku belajar dan mencoba-coba meski banyak kegagalan.

Tidak ada kata kegagalan dalam belajar, yang ada adalah itu adalah bagian dari pembelajaran menuju ahli.

Akhirnya, aku tidak pernah merasakan negatif dan pesimis apalagi stress selama covid-19 ini. Malah, kini aku merasa sangat siap menghadapi THE NEXT NORMAL.

Bagaimana dengan Sahabats?

BSD, 3 Juli 2020

Robby Hadisubrata

Leave a comment