Lari MARATHON

Dear Sahabats,

Bagaimana cara kita memandang kehidupan,
Akan menentukan kehidupan seperti apa yang akan kita jalani.

Dashyat.

Ada sebagian sahabats, memandang hidup ini serupa lomba lari 100 meter.
Bagi mereka, menjadi cepat sukses, kaya, dan jangan sampai jatuh,
itulah yang terpenting.

Sayangnya Sahabats,
Seringkali mereka akhirnya terjebak dalam pengupayaan segala cara untuk memenangkan lomba.

Segala cara, bahkan cara-cara yang tidak memuliakan Tuhan.

Pola pikir inilah juga yang ditawarkan dunia.
Begitu banyak cara yang ditawarkan dunia untuk menjadi cepat kaya, cepat sukses dan cara menghindari kejatuhan.
Ada banyak “ahli” yg menjanjikan kita menjadi kaya dalam sekejap,
Ada jual beli gelar, pekerjaan & posisi/jabatan yang menjanjikan kesuksesan,
Bahkan ada jual beli kebenaran, sehingga yang salah tidak akan terjatuh.

 

Sahabats dengar baik,

Lihat kenyataannya terjadi di sekitar kita.
Banyak sahabats yang cepat kaya, pada akhirnya jatuh dan akhir hidupnya tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya.
Banyak sahabats yang cepat sukses & punya jabatan tinggi, pada akhirnya jatuh dan akhir hidupnya tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya.
Banyak sahabats yang menghindari kejatuhan, pada akhirnya jatuh dan akhir hidupnya tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya.

Kenapa?
Karena hidup ini bukanlah lari 100 meter.

Dashyat.

 

Sahabats yang dikasihi Tuhan,

Ubah cara pandangmu tentang kehidupan.
Karena ternyata hidup ini lebih tepat dipandang seperti lari marathon.

Pertama,
Lari marathon berbicara bahwa kita tidak perlu menjadi terdepan setiap saat.
Kita menyadari bahwa Tuhan memberikan kita masing2 start yang berbeda.
Kita masing-masing diberi talenta yang berbeda-beda baik jenis maupun jumlahnya.

Ada yang bertalenta musik, mengajar & memimpin.
Ada yang memiliki 1, 2 dan 5 talenta.

Jangan iri karena melihat orang lain lebih sukses dari kita dan kita jadi ingin meniru seperti orang lain.
Ingat, hidup ini lari marathon, boleh jadi orang lain lebih kaya dan sukses dari kita,
Tapi masih banyak waktu kita untuk menyusulnya.

 
Lalu,
fokuslah kepada pengembangan talenta yang kita miliki,
lebih daripada pengembangan yang bukan talenta kita.

Mungkin anda melihat orang lain mahir main musik, sedangkan engkau mahir memasak.
Jangan paksakan mengembangkan keahlianmu bermain musik,
krn engkau tidak akan pernah jadi yang terdepan jika itu bukan talenta dari Tuhan.
Fokus dan kembangkan talenta memasakmu, saya terlalu percaya bahwa engkau akan jadi yg terdepan.

Kedua,
Lari marathon berbicara bahwa kita harus mementingkan daya tahan (endurance).
Kita harus kuat menghadapi segala macam tantangan kehidupan yang datang menerpa kita.
Kita harus mampu bangkit karena bisa terjadi kita akan beberapa kali “JATUH” dalam perjalanan.
Kita harus membangun pondasi yang terkuat dan pondasi itu bernama TUHAN.

Ya,
kemampuan manusia ada batasnya.

Saat kita membangun pondasi dengan mengandalkan kehebatan manusia, suatu saat kita akan jatuh.
Sekuat-kuatnya manusia bangkit disetiap kejatuhan, pasti ada saatnya manusia tidak sanggup lagi bangkit.

Tapi saat kita mengandalkan Tuhan yang Maha Tidak Terbatas,
Bahkan saat kita tidak mampu bangkit lagi, tanganNya akan selalu tersedia untuk mengangkat kita.

Jika ada sahabats yang sekarang sedang terjatuh, tergeletak.
Ingatlah bahwa ini belum berakhir.
Ingatlah bahwa garis finish masih jauh.
Engkau masih bisa bangkit lagi dan mulai berlari lagi.
Selalu ada pengharapan di dalam Tuhan.

Dashyat.

Ketiga,
Lari marathon berbicara kita harus setia pada proses (tidak bisa instant),
terus melangkah, langkah demi langkah.
Saat engkau mengutamakan Tuhan & berjalan lurus dalam jalan-jalanNya,
mungkin di awal lomba, nampaknya anda berada di belakang.
Banyak sahabats yang meninggalkanmu jauh di depan.

Mungkin mereka menipu pembayaran pajak & menyogok dlm memenangkan tender sehingga saat ini mereka lebih kaya darimu.
Mungkin mereka memakai cara tidak benar untuk menempati suatu jabatan sehingga saat ini mereka lebih sukses darimu.
Mungkin mereka ‘membeli’ kebenaran sehingga saat ini mereka tidak terjatuh.

Tapi Sahabats ingat baik,
Ini baru awal lomba lari marathon.
Perhatikan mereka di pertengahan & akhir lomba.
Perhatikan mereka di usia 40-an tahun ke atas.

Akhirnya dari kehidupan mereka,
semuanya berakhir buruk …

 

Akhirnya Sahabats,

Awali langkahmu dengan kebaikan,
Setia pada proses yang harus dilewati, langkah demi langkah,
Setia bangkit setiap kali mengalami kejatuhan,
Terus mengandalkan Tuhan,

Lalu lihat apa yang akan terjadi…
Saya terlalu percaya, semuanya berakhir baik bahkan sangat baik.

Selamat berlari.

 
Bogor, 9 Maret 2010
Robby Hadisubrata

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s