Sebuah NILAI

Dear Sahabats,

Semoga email ini menjumpai Sahabats dalam kebahagiaan,
Khususnya bagi Sahabats yang menjalani ibadah puasa di bulan suci ini.

Sahabats yang dicintai Tuhan,

Dalam kehidupan, kita selalu dihadapkan pada PILIHAN.
Seorang bijak pernah berkata,

“Pilihan-pilihan di masa lalu yang membawamu kepada keadaanmu sekarang ini.”

Jika engkau sekarang bahagia, itu karena pilihan-pilihan di masa lalumu.
Jika engkau sekarang sengsara, itu karena pilihan-pilihan di masa lalumu.

Sahabats simak baik,

Jika demikian,
memilih pilihan yang benar, MENENTUKAN masa depan kita.

Dashyat.

Lalu,
Bagaimana caranya agar dapat memilih pilihan yang benar?

Caranya,
Adalah dengan memberi NILAI YANG BENAR terhadap pilihan tersebut.

Sahabats simak baik,

Sebagai trainer, aku sering melakukan permainan di awal training yang kuberikan.
Salah satunya adalah permainan berjudul “Sebuah Nilai”.

Pertama-tama, aku menawarkan hadiah uang Rp 50.000,-
dengan syarat yang jadi pemenang adalah peserta yang tercepat berdiri disampingku.
Ini artinya, peserta harus bangun dari tempat duduknya,
& berlomba berlari secepat-cepatnya ke sampingku.
Antusiasme sangat tinggi saat permainan ini aku mulai.

Kedua kalinya, aku menawarkan hal yang sama,
tapi hadiahnya kuubah menjadi Rp 500,-.
Hasilnya, peserta tidak terlalu antusias untuk mengikuti permainan kali ini.

Kenapa demikian ?
Karena nilai yang berbeda.

Dashyat.

Sahabats renungkan baik,

Seberapa engkau menilai sesuatu,
menentukan pilihan yang akan engkau ambil.

Dashyat.

Jika engkau menilai sesuatu itu rendah,
maka engkau akan memilih yang lain yang menurut-mu nilainya lebih tinggi.

Oleh karenanya,

Sangatlah penting untuk belajar MEMBERI NILAI dengan benar.

Dashyat.

Sahabats dengar baik,

Ada 3 jenis nilai yang harus kita sadari, yakni :

1. Nilai Menurut Diri Sendiri
Nilai ini ditentukan oleh pengalaman pribadi atau menerima pengetahuan dari orang lain atau sumber lainnya,
Yang akhirnya diyakini penuh & dijadikan PRINSIP HIDUP bagi diri seseorang.

Masalahnya, nilai ini SERINGKALI SALAH.

Aku teringat salah satu sahabats, mungkin karena didikan dari kecil,
kusadari memegang prinsip HARUS SELALU BENAR.
Apapun yang dia lakukan, dia tidak mau dipersalahkan.
Walaupun dia salah, dia tetap berupaya keras membela dirinya.
Dan permintaan maaf menjadi sedemikian sulit terucap daripadanya.

Padahal aku telah membuktikannya,
dengan selalu berupaya untuk tidak berfokus kepada pembelaan diri,
melainkan dengan rela menanggung kesalahan, meminta maaf,
dan segera berfokus kepada solusi.
Semua konflik dapat diselesaikan dengan sederhana & cepat.

Oleh karenanya,
Sahabats harus belajar memberi nilai yang SANGAT RENDAH untuk tipe ini.

2. Nilai Menurut Dunia
Nilai ini ditentukan oleh sebagian masyarakat bahkan terkadang oleh seluruh masyarakat di dunia ini,
Yang akhirnya diyakini penuh & dijadikan PRINSIP HIDUP bagi diri seseorang.

Masalahnya, nilai ini BELUM TENTU BENAR.

Sahabats mungkin ingat, dahulu seluruh dunia meyakini bahwa bumi itu datar,
Hingga suatu saat Colombus mematahkannya dengan berlayar mengelilingi bumi.

Aku teringat akan salah satu sahabats yang memberi nilai terlalu tinggi untuk HARGA DIRI.
Memang dunia mengajarkan, harga diri haruslah dijaga baik-baik.
Jika rusak, maka masa depan-mu akan suram, demikian dunia mengajarkan.

Oleh karenanya,
Sahabats tersebut berupaya segala cara untuk tetap dianggap berharga di mata orang lain.
Segala cara, bahkan dengan cara-cara yang tidak memuliakan Tuhan.

Akhirnya, hidupnya lelah berupaya menutupi KEBROBROKAN DIRI-nya,
dengan berbagai topeng kebohongan & sandiwara.

Padahal aku telah membuktikan,
Disaat aku sampai kepada titik terendahku,
Dan aku MAU menerima kebobrokan diriku sepenuhnya,

Disitulah aku mulai menyadari keberadaan Tuhan,
Dan aku mulai mengalami kehidupan yang sesungguhnya,
Dimana Tuhan terus bawa aku naik & tidak pernah turun lagi.

Dashyat.

Oleh karenanya,
Sahabats harus belajar memberi nilai yang RENDAH untuk tipe ini.

3. Nilai Menurut Tuhan
Nilai ini ditentukan oleh Firman Tuhan,
yang disampaikan Tuhan melalui kitab suci masing-masing agama,
yang akhirnya diyakini penuh & dijadikan PRINSIP HIDUP bagi diri seseorang.

Dan dashyatnya, nilai ini SUDAH PASTI BENAR.

Oleh karenanya,
Sahabats harus belajar memberi nilai yang SANGAT TINGGI untuk tipe ini.

Aku teringat saat aku mulai menyadari tentang nilai ini.
Dahulu, di Terminix sudah mendarah daging budaya sogok menyogok.
Bukan saja di Terminix, tapi budaya ini telah mengakar di dunia bisnis pada umumnya.

Hingga 3 tahun yang lalu,
aku belajar untuk mulai menerapkan prinsip-prinsip kebenaran Tuhan dalam pekerjaan.
Walau tidak populis & mendapatkan banyak pertentangan,
aku memutuskan untuk menghapus budaya sogok menyogok tersebut di Terminix.

Aku belajar untuk memberi nilai RENDAH untuk nilai dunia tentang sogok menyogok,
Aku belajar untuk memberi nilai SANGAT RENDAH (alias mengabaikan) untuk cemooh & suara sumbang disekitarku,
Dan aku belajar memberi nilai SANGAT TINGGI untuk kebenaran Firman Tuhan.

Dan akhirnya aku berhasil membuktikan,
bahwa tanpa menyogok pun, kami tetap bisa berjualan,
dan pencapaian kami tidak mengalami penurunan malah mengalami kenaikan.
Bonusnya, banyak “hadiah” yang Tuhan limpahkan kepadaku & kepada Terminix semenjak itu.

Dashyat.

Sahabats ingat baik,

Permasalahan akan timbul jika kita salah memberi nilai.

Dan ini bisa membawa kita pada keadaan yang buruk,
Merasa KOSONG & tidak bahagia,
Hidup berkekurangan selalu,
Keluarga tidak harmonis,
Terjerat hutang,
Stress & depresi,
Sakit-sakitan,
Dan masih banyak lagi.

Semua itu, diawali karena kita salah memberi nilai.

Akhirnya Sahabats,

Belajarlah untuk memberi nilai yang setinggi-tingginya kepada nilai menurut Tuhan.

Yakini nilai tersebut sepenuhnya sebagai kebenaran,
dan mulailah melangkah, mempraktekkannya dalam kehidupanmu.

Tak peduli apapun kata orang, apapun kata dunia.

BSD, 11 Agustus 2010
Robby Hadisubrata

1 Comment

  1. From Remy Ferdiansyah on 19 April 2011 :

    Terima kasih Pak Robs,
    sangat menginspirasi.

    Sertakan saya dalam doa Bapak agar saya dapat KONSISTEN memberi nilai yang BENAR (nilai menurut TUHAN).

Leave a comment