Kurban Anak Domba

Kurban Anak Domba
Dear Sahabats,

Tahukah engkau apa INTI dari Alkitab? Kenapa Bapa menginisiasi Musa, para Nabi di Perjanjian Lama hingga para rasul & murid Yesus di Perjanjian Baru, untuk menulis Alkitab?

Sebagian besar anak Tuhan kutemukan menyimpulkan Alkitab sebagai “BUKU MANUAL” untuk menjalankan kehidupan dengan benar sesuai yang diinginkan Bapa.

Aku tidak bisa membantahnya, terlebih ada ayat yang mendukungnya yakni,

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. (2Tim 3:16 TB)

Tapi menarik saat kutemukan perkataan Yesus sendiri tentang hal ini,

Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu MEMBERI KESAKSIAN TENTANG AKU,… (John 5:39 TB)

Bahkan di terjemahan lainnya, ditegaskan “ALL ABOUT ME…”. Semua tentang Yesus.

Jika demikian berarti semua isi Alkitab termasuk di Perjanjian Lama, semua berfokus tentang Yesus. Semua itu dituliskan untuk mempersiapkan bangsa Israel menyambut kedatangan Sang Juruselamat.

Termasuk ayat di 2Tim 3:16 diatas, di ayat sebelumnya tertulis demikian,

Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan MENUNTUN engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. (2Tim 3:15)

Semua hikmat yang kita pelajari dari Alkitab hanya berfokus pada SATU TUJUAN, yakni MENUNTUN kita agar siap menerima keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus.

Dashyat.
 

Sahabats yang dibukakan hikmatnya,

Jika Sahabats sudah setuju dengan pemahaman ini, ijinkan aku melanjutkan perenungannya pada prinsip kurban di Perjanjian Lama.

Di Perjanjian Lama, Allah menyadari bahwa bangsa Israel terus menerus berdosa dan ini berakibat bangsa Israel tidak memperoleh perkenanan Allah.

Oleh karenanya Allah menetapkan adanya kurban penebus dosa sebagai jalan bagi bangsa Israel untuk memperoleh perkenanan Allah.

Terdapat minimal 4 pelajaran dari prinsip kurban yang kita bisa renungkan bersama,

Pertama, setiap orang mempersembahkan kurban (salah satunya dalam bentuk anak domba) ke hadapan Imam, sebagai pengakuan bahwa mereka telah berdosa. Artinya, persembahan kurban hanya akan berhasil jika disertai KERENDAHAN HATI mengakui bahwa orang tersebut telah berdosa dan tidak berkenan di hadapan Allah. Jika orang tersebut punya pemikiran, bahwa dia sudah berhasil memperoleh perkenanan Allah karena sudah berupaya melakukan hal baik & menghindari hal jahat, maka kupercaya itu tidak akan berhasil. Itu yang terjadi pada orang Farisi dan Ahli Taurat, dimana Yesus menyebut mereka sebagai “MUNAFIK”.

Kedua, Imam yang menerima kurban, akan melakukan pemeriksaan terhadap kurban, apakah ada CACAT atau tidak. Ingat, Imam tidak melakukan pemeriksaan & bertanya kepada orangnya, dosa-dosa apa saja yang sudah dilakukannya, dimana kemudian Imam itu menghakimi & menghukum orang tersebut.

Ketiga, setelah kurban diterima dan dipersembahkan, maka orang tersebut harus YAKIN & PERCAYA bahwa dosanya telah dihapuskan dan dia telah berkenan kepada Allah. Jika tidak, maka sia-sia kurban tersebut.

Keempat, seperti pemahaman di awal tulisan ini, bahwa prinsip kurban di Perjanjian Lama, hanyalah sebuah PERSIAPAN yang MENUNTUN bangsa Israel untuk siap menerima KURBAN YG SEJATI, yaitu ANAK DOMBA ALLAH yang akan menghapus seluruh dosa kita dan melayakkan kita kembali berkenan di hadapan Bapa.

Perbedaannya, kalau kurban binatang di Perjanjian Lama harus dilakukan BERULANG KALI, sedangkan kurban Anak Domba Allah CUKUP SEKALI, dan itu cukup untuk menghapus dosa kita SELAMANYA, dan melayakkan kita kembali berkenan di hadapan Bapa SELAMANYA.

Dashyat.

 

Akhirnya Sahabats,

Kini kumengerti apa makna sesungguhnya pengurbanan anak domba di Perjanjian Lama, yang ternyata hanyalah sebuah persiapan dan tuntunan bagi kita untuk siap menerima Kurban Anaka Domba yang Sejati di Kayu Salib.

Dan jika oleh pengurbanan anak domba di Perjanjian Lama saja, telah berhasil membuat aku berkenan untuk jangka waktu tertentu, TERLEBIH LAGI pengurbanan Yesus di Kayu Salib, telah berhasil membuat aku berkenan SELAMANYA.

Aku sadar sepenuhnya, upayaku untuk hidup berkenan TIDAK AKAN PERNAH berhasil, sehingga aku perlu datang kepada Bapa dengan KERENDAHAN HATI, dengan pengakuan bahwa aku TELAH GAGAL dan aku butuh belas kasihan & kasih karunia Bapa.

Aku pun tidak akan merasa tertuduh dan terhakimi atas dosa2 yang mungkin terkadang aku masih jatuh, krn Bapa tidak memeriksa diriku apakah bercacat atau tidak, melainkan Bapa melihat Anak Domba Allah yang berkurban bagiku apakah Dia bercacat atau tidak.

Dan puji Tuhan, Yesusku PASTI tidak bercacat. Dan oleh karenanya, kurbanNya selalu berhasil dan aku SELALU berkenan di hadapan Bapa.

BSD, 23 Maret 2020

AnakNya,
Robby Hadisubrata

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s