Dear Sahabats,
Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. (Yakobus 2:17, Terjemahan Baru)
Jika aku beriman pada Kebenaran ayat ini, “Oleh bilur-bilurNya aku telah sembuh”,
ijinkan aku bertanya sehubungan foto diriku yang menggunakan masker di kereta Communter Line untuk mencegah tertular virus Corona,
Apakah aku melakukan perbuatan yang MENGHIDUPKAN iman atau malah perbuatanku itu MEMATIKAN iman?
Dashyat.
Sahabats yang penuh iman percaya,
Aku setuju, iman tanpa perbuatan itu MATI.
Tapi tahukah Sahabats bahwa perbuatan terbagi menjadi 2, yakni perbuatan yang MENGHIDUPKAN iman, dan perbuatan yang malah MEMATIKAN iman.
Jadi menurutku, meskipun aku beriman bahwa “oleh bilur-bilurNya aku telah sembuh”, tapi aku tetap memakai masker karena ketakutan tertular virus Corona,
otomatis imanku MATI.
Coba kita simak penjelasan Yakobus di perikop tersebut,
Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? (Yakobus 2:21, Terjemahan Baru)
Lama sebelum peristiwa diatas, Abraham telah menerima janji Allah bahwa dia akan dijadikan “Bapak segala bangsa” dan bahwa keturunannya akan sebanyak bintang di langit dan pasir di pantai.
Tapi kemudian, begitu akhirnya Abraham dikarunia anak, Allah malah meminta dia untuk mengorbankannya.
Jika Abraham menolak melakukannya karena dia takut janji Allah tidak akan terjadi jika Ishak mati, maka Abraham melakukan perbuatan yang malah MEMATIKAN imannya.
Jika Abraham melakukannya karena dia tetap percaya akan janji Allah pasti terjadi meskipun Ishak mati, maka Abraham melakukan perbuatan yang MENGHIDUPKAN imannya.
Oleh karenanya, Yakobus menjelaskan di ayat 22, “Kamu lihat, bahwa iman BEKERJASAMA dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi SEMPURNA.”
Jadi, jika aku benar-benar percaya “oleh bilur-bilurNya aku telah sembuh”, aku tidak perlu ketakutan tertular virus Corona dan sibuk memakai masker kesana kemari.
Dashyat.
Sahabats simak baik,
Prinsip yang sama berlaku juga di ayat berikut ini,
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah (Efesus 2:8, Terjemahan Baru)
Dikatakan jelas bahwa, engkau diselamatkan oleh KASIH KARUNIA yang disediakan Allah, dan itu diperoleh melalui IMAN-mu akan hal tersebut, bukan karena PERBUATAN-mu.
Disini muncul dua hal yang kita bahas diatas yakni IMAN dan PERBUATAN, tapi pertanyaannya apakah dalam ayat ini keduanya BEKERJASAMA?
Jawabannya TIDAK.
Ayatnya jelas menyatakan bahwa satu-satunya jalan untuk meraih keselamatan adalah BERIMAN atas KASIH KARUNIA Keselamatan yang disediakan Allah. Perbuatan baikmu, ketaatanmu melakukan FirmanNya dan upayamu menjauhi laranganNya TIDAK DAPAT menyelamatkanmu.
Jika Sahabat melihat gambaran besarnya, semenjak manusia jatuh ke dalam dosa dengan memakan buah pengetahuan BAIK dan JAHAT, manusia terus menerus berupaya melakukan perbuatan yang BAIK dan menghindari perbuatan yang JAHAT untuk KEMBALI BERKENAN kepada Allah. Tapi sepanjang kisah di Perjanjian Lama, manusia selalu GAGAL. Oleh karenanya, Allah membuat Perjanjian Baru dengan manusia, dimana kali ini yang menjadi syarat untuk KEMBALI BERKENAN adalah dengan BERIMAN kepada Karya Salib Kristus, tanpa perlu melakukan perbuatan yang BAIK dan menghindari perbuatan yang JAHAT lagi.
Wow, bukankah itu sebuah KABAR BAIK?
Dan ingat, ayat ini bukannya memerintahkan kita untuk TIDAK berbuat baik, TIDAK taat melakukan FirmanNya dan TIDAK menjauhi laranganNya, akan tetapi semua itu engkau lakukan BUKAN sebagai UPAYA agar kamu memperoleh keselamatan, melainkan sebagai BUAH dari keselamatanmu.
Dan lagi, upaya kita untuk menyelamatkan diri dengan perbuatan baik, taat melakukan FirmanNya dan menjauhi laranganNya, sama saja kita sedang menyatakan bahwa Karya Pengorbanan Anak Domba Allah di Kayu Salib TIDAKLAH CUKUP untuk menghapus dosa-dosaku, untuk menyelamatkanku dan untuk kembali berkenan di hadapan Bapa. Oleh karenanya, aku perlu MEMASTIKAN itu terjadi dengan MENAMBAHKAN PERBUATAN-ku. Itu kesalahan yang FATAL, karena itu berarti kita yang mengaku sebagai orang Christ-en (pengikut Kristus) tapi sesungguhnya kita TIDAK MENGHARGAI Kristus.
Dashyat.
Akhirnya Sahabats,
Kini aku tahu bahwa aku perlu selalu MENYELARASKAN PERBUATAN-ku dengan IMAN PERCAYA-ku, karena ternyata ada perbuatan yang MEMATIKAN imanku dan ada perbuatan yang MENGHIDUPKAN dan MENYEMPURNAKAN imanku.
Haleluya.
BSD, 14 Maret 2020
Anak KesayanganNya.