Dear Sahabats,
Semenjak aku mengalami METANOIA (perubahan pola pikir) yang mengubah teologia-ku,
yakni berupa pemahaman BARU tentang Perjanjian Baru, Anugerah & Iman,
aku mulai membagikan “Kabar Baik” ini kepada orang-orang di sekitarku.
Tapi,
sama seperti yang Yesus dan para murid alami saat itu,
masih banyak PENOLAKAN yang kualami,
yang membawaku bertanya penuh kebingungan kepada Bapa,
Kenapa “Kabar Baik” ini SULIT DITERIMA oleh banyak anak Tuhan?
Dashyat.
Dan seperti biasa,
tak lama kemudian Roh Kudus menjawabku dengan lembut melalui FirmanNya,
disaat aku sedang menikmati jalan pagi di cluster-ku.
But when Jesus saw this, He was indignant and said to them, “Permit the CHILDREN to come to Me; do not hinder them; for the kingdom of God belongs to such as these.
“Truly I say to you, whoever does not RECEIVE the KINGDOM OF GOD like a CHILD wil NOT ENTER it at all.”
(Mark 10:14-15 NASS, penekanan ditambahkan)
Dashyat.
Sahabats yang dicintai Bapa,
Sebelum membahas lebih dalam, ijinkan aku bertanya,
tahukah Sahabats apa yang dimaksud dengan Kerajaan Allah (Kingdom Of God)?
for the Kingdom of God is not eating and drinking, but RIGHTEOUSNESS and PEACE and JOY in the HOLY SPIRIT.
(Romans 14:17 NASS, penekanan ditambahkan)
Kingdom of God bukanlah sebuah LOKASI dari sebuah Kerajaan,
melainkan sebuah KEADAAN dimana kita selalu merasakan,
BENAR & LAYAK DI HADAPAN ALLAH, dipenuhi KEDAMAIAN & SUKACITA,
yang ketiganya kita peroleh (bukan upayakan) dari & di dalam ROH KUDUS.
Dan dikatakan,
itu semua hanya dapat kita ALAMI,
jika kita bersedia MENERIMA-nya seperti ANAK KECIL.
Dashyat.
Sahabats perhatikan baik,
Jika kita perhatikan,
CARA anak kecil MENERIMA suatu pemberian dari orang tuanya,
dia tidak pernah berpikir panjang akan banyak hal seperti,
BAIK atau BURUK-kah pemberian itu,
LAYAK tidaknya dia menerima pemberian itu,
SYARAT & KEWAJIBAN apa yang harus dipenuhi & dilakukan terlebih dahulu,
untuk mendapatkannya.
Seorang anak kecil dengan sikap lugu & polos,
akan langsung MENERIMA pemberian itu dengan penuh sukacita.
Seorang anak kecil di dalam keluguan & kepolosannya PERCAYA,
bahwa apa yang diberikan orang tuanya PASTI yang BAIK,
bahwa dia PASTI selalu LAYAK menerimanya,
bahwa dia PASTI menerimanya TANPA PERLU MEMENUHI SYARAT & KEWAJIBAN apapun.
Seorang anak kecil dengan sikap lugu & polos,
akan langsung MENERIMA pemberian itu dengan penuh sukacita.
Ya,
berbeda dengan pola pikir banyak anak Tuhan kutemukan,
yang sadar tidak sadar berpikir & berpandangan,
selalu ada SYARAT & KEWAJIBAN yang harus kita lakukan,
untuk bisa MENERIMA segala kebaikan Bapa.
Menurut mereka, kasih Bapa itu pasti PENUH SYARAT.
Kita harus membayar PERSEPULUHAN untuk dibukakan tingkap langit, & dilindungi dari berbagai ‘belalang’,
kita harus memberi PERSEMBAHAN baru bisa diberikan jodoh, keluarga harmonis, tidak ada kemandulan,
kita harus aktif ‘MELAYANI’ di gereja untuk tetap berada dalam penyertaanNya,
kita harus saat teduh, rajin baca Firman, untuk mendapatkan perkenananNya, kesembuhan & banyak lagi.
Kita tidak bisa MENERIMA semua KEBAIKAN,
yang Bapa telah sediakan buat kita TANPA SYARAT lagi oleh karena Yesus Kristus.
Kita tidak bisa MENERIMA seperti ANAK KECIL.
Dan akibatnya,
sesungguhnya kita BELUM berhasil masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
suatu keadaan yang penuh KELAYAKAN, DAMAI & SUKACITA dari & di dalam Roh Kudus.
Dashyat.
Sahabats yang dipenuhi sukacita,
Kenapa menerima seperti anak kecil dijadikan SYARAT untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga?
Jawabannya, karena Gospel (Kabar Baik) itu adalah sebuah kabar yang sangat TIDAK MASUK AKAL bagi bangsa Israel di jaman itu. Bayangkan sudah sejak lama manusia harus MENGUPAYAKAN keselamatannya dengan mentaati Hukum Taurat, tiba-tiba syarat itu DIHILANGKAN. Satu-satunya syarat untuk selamat hanyalah PERCAYA kepada Yesus Kristus dan Karya Penebusannya.
Respon umum bangsa Israel yang sudah ratusan tahun berupaya untuk selamat, tentu adalah TIDAK MUNGKIN. Harus ada sesuatu yang kita kerjakan untuk memperoleh keselamatan, TIDAK MUNGKIN hanya cukup percaya kepada Yesus dan Karya Penebusannya saja.
Sayangnya, hingga kini respon yang sama masih muncul diantara anak Tuhan. Makanya wajar jika masih banyak yang menolak Kabar Baik yang coba kusampaikan.
Dashyat.
Sahabats dengar baik,
Aku tertarik dengan pernyataan seorang hambaNya, Andrew Wommack yang berkata,
“Jika DAHULU Bapa Sorgawi TELAH RELA mengorbankan Yesus Kristus,
Anak kesayanganNya yang PALING BERHARGA di Sorga,
mati di kayu salib untuk kita yang penuh dosa & tidak layak dihadapanNya,
kenapa SEKARANG Bapa Sorgawi TIDAK RELA ataupun MENUNDA,
menyembuhkan Sahabats yang sakit, memberkati Sahabats yang kekurangan,
memberi anak bagi Sahabats yang belum mempunyai anak?
Itu sama sekali TIDAK MASUK AKAL.
Karena itu berarti,
kesembuhanmu, berkatmu, anakmu, dan lainnya,
lebih berharga daripada PENGORBANAN YESUS.
Itu sama sekali TIDAK MASUK AKAL.”
Jadi,
jika ada yang sakit BELUM menerima kesembuhan,
jika ada yang kekurangan financial dan BELUM diberkati,
jika ada keluarga yang BELUM dikarunia anak,
kesalahannya PASTI BUKAN pada Bapa.
Kemungkinan besar kesalahannya adalah pada kita,
yang tidak bisa MENERIMA tanpa perlu lagi melihat layak tidaknya diri kita,
yang tidak bisa MENERIMA tanpa perlu lagi melihat syarat & kewajiban sudah terpenuhi/tidak,
Kemungkinan besar kesalahannya adalah pada kita,
yang tidak bisa MENERIMA seperti ANAK KECIL.
Dashyat.
Sahabats lihat baik,
When Jesus saw their faith, He said, “Friend, your SINS are FORGIVEN.”
(Luke 5:20 NIV, penekanan ditambahkan)
Sebuah cerita yang menarik terjadi saat itu,
dimana seorang lumpuh ditandu oleh 4 temannya datang kepada Yesus,
untuk meminta kesembuhan.
Anehnya,
perkataan yang pertama muncul dari Yesus bukanlah “Bangkitlah, engkau sudah sembuh”,
melainkan “Sahabat, dosa-dosamu sudah diampuni.”
Walau Alkitab tidak menuliskan alasannya dengan spesifik,
tapi sangatlah LOGIS jika kita menarik suatu hipotesa,
bahwa Yesus MENYADARI orang yang lumpuh ini datang kepadaNya,
dengan perasaan TIDAK LAYAK, merasa sebagai orang yang PENUH DOSA.
Dan itulah yang akan MENGHAMBAT kesembuhannya,
oleh karenanya Yesus membereskan masalah itu terlebih dahulu,
baru setelah itu Yesus menyuruhnya bangkit & berjalan.
Dashyat.
Sahabats perhatikan baik,
Mungkin ada Sahabats berpendapat,
seorang anak juga haruslah BERBAKTI kepada orang tua,
oleh karenanya kita HARUS berupaya memenuhi semua syarat & kewajiban,
sebagai bakti seorang anak kepada orang tuanya.
Tentu,
saat seorang anak bertumbuh dari KECIL menjadi DEWASA,
kerinduan seorang anak adalah untuk BERBAKTI kepada orang tuanya,
memberikan uang, mengajak liburan, melayani kebutuhan lainnya,
tidak lain karena didasari CINTA kita kepada orang tua kita,
yang telah LEBIH DAHULU mencintai kita.
Demikian juga,
jika seorang ANAK telah tumbuh menjadi DEWASA secara ROHANI,
muncul kerinduan untuk BERBAKTI kepada Bapa Sorgawi,
dengan memberikan hidup kita untuk melayaniNya, berjalan dalam panggilanNya,
tidak lain karena didasari CINTA kita kepada Bapa Sorgawi,
yang telah LEBIH DAHULU mencintai kita.
Jadi,
kita melakukan itu semua karena CINTA,
BUKAN untuk MEMENUHI syarat & kewajiban agar kita LAYAK di hadapanNya,
sehingga kita menjadi LAYAK menerima berkatNya, perlindunganNya, kesembuhanNya.
Masalahnya adalah,
banyak anak Tuhan yang tidak menyadari sesungguhnya dirinya masih ANAK KECIL,
kemudian MEMAKSAKAN ataupun DIPAKSA untuk jadi seperti orang DEWASA,
saat belum waktunya untuk jadi DEWASA.
Seperti seorang bayi yang baru saja lahir,
lalu DIPAKSA/MEMAKSAKAN DIRI menjadi orang dewasa,
langsung sibuk berupaya ‘berbakti’ kepada Bapa,
tanpa memiliki PEMAHAMAN & MOTIVASI yang benar.
Mereka,
dengan mendasarkan pada hubungan Allah & manusia di Perjanjian Lama,
yang penuh dengan KEWAJIBAN, LARANGAN & TUNTUTAN Allah,
karena saat itu hubungan manusia dengan Allah adalah sebagai HAMBA dengan TUAN,
padahal di Perjanjian Baru hubungan itu telah BERUBAH,
dimana hubungan manusia dengan Allah menjadi hubungan ANAK dengan BAPA,
yang penuh dengan ANUGERAH & KASIH Bapa TANPA SYARAT.
Akhirnya,
banyak anak Tuhan menghidupi kelahiran barunya tanpa MENIKMATI masa kanak-kanaknya,
dimana mereka sesungguhnya sebagai seorang anak kecil tinggal MENERIMA,
semua anugerah, kebaikan, kesembuhan, berkat, perlindungan dari Bapa,
TANPA SYARAT.
Dashyat.
Akhirnya Sahabats,
“Tuhan adalah GEMBALA-ku, takkan kekurangan aku. Ia MEMBARINGKAN aku di padang yang berumput hijau, Ia MEMBIMBINGKU ke air yang tenang.”
(Mazmur 23: 1-2, penekanan ditambahkan)
Walau hidup di masa Perjanjian Lama,
Daud dikatakan Alkitab sebagai orang yang BERKENAN di hati Allah,
tak lain karena dia mengetahui suatu KUNCI RAHASIA,
tentang hubungan manusia dengan Allah.
Dia menggambarkan dirinya sebagai seekor DOMBA,
yang tidak perlu melakukan apapun untuk mendapatkan perkenanan GEMBALA-nya,
yang tugasnya tinggal PERCAYA & MENERIMA,
semua yang TERBAIK yang disediakan oleh Allah, Sang GEMBALA.
Ternyata,
Daud menyadari prinsip,
MENERIMA seperti ANAK KECIL.
Dashyat.
Jadi,
kini kutahu jawabannya,
kenapa banyak anak Tuhan sulit menerima “Kabar Baik“,
berupa ANUGERAH kelayakan, kesembuhan, berkat, damai, sukacita & lainnya,
yang diberikan kepada kita TANPA SYARAT oleh karena Yesus Kristus,
yang berakibat tidak bisanya mereka masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
suatu kondisi hidup yang penuh KELAYAKAN, DAMAI & SUKACITA dari & di dalam Roh Kudus,
adalah karena banyak anak Tuhan,
yang tidak memahami bagaimana caranya,
Menerima Seperti ANAK KECIL.
BSD, 26 Maret 2012
KepalaBukanEkor
Bbm from Sugiana:
Wah 🙂 pikiran saya disegarkan dengan renungan Menerima Seperti Anak Kecil. Kata2nya sederhana, jadi mudah dicerna. Pas ΒªªªηǤ³³εtt.. Utk jadi bahan saat teduh, asik ΒªªªηǤ³³εtt.. Jadi spt ada interaksi dan diskusi didalamnya. Coba kalau semua yang sudah Pak Robby tulis di-buku kan…
Bagus lho Pak, ngga bikin buku aja Pak?
Dahsyat pak Robi.
Poin utama sekaigus kunci pengetahuan tentang bagaimana bisa tinggal di dalam Kerajaan Sorga adalah menyadari sebuah keadaan diri bahwa semua dosa diri sudah diampuni seluruhnya.
Seperti yg rasul Yakobus tulis, sebuah ajakan utk memiliki keberanian menghampiri tahta kasih karunia ELOHIM. Dan keberanian ini muncul ketika seseorqng menyadari bhw dirinya tidak akan pernah ditolak, seseorang akan menyadari bhw dirinya tidak akan pernah ditolak oleh karena sebuah pengertian bhw dirinya sudah sepenuhnya dibenarkan dan dilayakkan.
Haleluya.
Salam Kepala bukan ekor, was blind now see.
Grace to you.