Tanah Perjanjian

Dear Sahabats,

Then the Lord said to him,
“This is the land of which I swore to give Abraham, Isaac, and Jacob,
saying, ‘I will give it to your descendants.
’I have caused you to see it with your eyes, but you SHALL NOT cross over there.’
(Deuterenomy 34:4 NKJV, penekanan ditambahkan)

Ijinkan aku berbagi pewahyuan dari Roh Kudus yang membawaku,
pada kisah perjalanan bangsa Israel menuju Tanah Perjanjian.
Sungguh menarik pemahaman baru yang Roh Kudus bukakan kepadaku,
dimana kisah ini sesungguhnya menggambarkan tentang Yesus.

Nabi Musa, yang identik dengan Hukum Taurat, sesungguhnya menggambarkan perjalanan manusia,
untuk memperoleh keselamatan melalui UPAYA-nya sendiri,
yaitu dengan berupaya memenuhi hukum Taurat.

Dan sama seperti kisahnya dimana pada akhirnya Nabi Musa GAGAL memasuki Tanah Perjanjian,
demikian juga manusia yang mengandalkan upayanya sendiri untuk memperoleh keselamatan,
akan menemui KEGAGALAN.

Menariknya lagi,
saat Roh Kudus menuntunku untuk meneliti nama Nabi Yosua yang meneruskan misi Nabi Musa,
dimana pada akhirnya dia berhasil memimpin bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian.
Ternyata nama Yosua berdasarkan akar bahasa aslinya memiliki arti yang SAMA dengan Yesus,
yakni “Jehovah is salvation”.

Ya, ternyata melalui kisah ini,
Bapa mau memberitahukan bahwa satu-satunya jalan keselamatan adalah melalui Yesus.

Dashyat.

Sahabats yang dikasihi Bapa,

Jika demikian kisahnya, timbul pertanyaan lanjutan dalam benakku,
“Lalu menggambarkan apakah TANAH PERJANJIAN yang dijanjikan Bapa kepada Abraham?”

Sebuah ayat kutemukan dalam pencarianku,

For the land which you go to possess is NOT LIKE the land of Egypt from which you have come, where you sowed your seed and watered it by foot, as a vegetable garden;
but the land which you cross over to possess is a land of hills and valleys,
which drinks water from the rain of heaven, a land for which the Lord your God CARES;
the eyes of the Lord your God are ALWAYS on it, from the beginning of the year
to the very end of the year.
(Deuteronomy 11:10-13 NKJV, penekanan ditambahkan)

Juga,

But I have said to you, “You shall inherit their land, and I will GIVE it to you to possess,
a land flowing with MILK and HONEY.”
I am the Lord your God, who has SEPARATED you from the peoples.
(Leviticus 20:24 NKJV, penekanan ditambahkan)

Dikatakan bahwa Tanah Perjanjian itu,
adalah tanah yang berlimpah-limpah susu dan madu, dimana air dicurahkan dari langit (surga),
dan pemeliharaan Bapa SELALU tersedia sepanjang tahun bagi setiap kita.

Di tanah inilah, Bapa MEMISAHKAN kita dari bangsa lainnya sebagai bangsa pilihanNya.

Apakah yang menjadi pembeda antara Tanah Perjanjian dengan yang lainnya?
Ayat diatas dengan jelas menggambarkan SATU perbedaan,
dimana di tanah Mesir (dan kupercaya ini menggambarkan juga tanah lainnya),
kita perlu BEKERJA KERAS untuk memenuhi kebutuhan hidup,
sedangkan di Tanah Perjanjian dikatakan bahwa semua kebutuhan hidup kita SUDAH TERSEDIA.

Kemudian Roh Kudus membawaku pada puzzle sambungannya,

In THE SWEAT of your face you shall eat bread
Till you return to the ground, For out of it you were taken;
For dust you are,And to dust you shall return.
(Genesis 3:19 NKJV, penekanan ditambahkan)

Saat diadili di Taman Eden, salah satu kutukan Allah kepada Adam adalah mulai saat itu,
Adam dan keturunannya harus BERSUSAH PAYAH untuk mempertahankan hidup.
Artinya sebelum jatuh, Adam dan Hawa TIDAK PERLU bersusah payah untuk hidup,
karena segalanya telah tersedia di Taman Eden.

Dan inilah yang disimbolkan oleh Tanah Perjanjian,
suatu keadaan dimana kita tidak perlu lagi bekerja keras dan berkeringat untuk mempertahankan hidup,
dimana segalanya telah disediakan Bapa berlimpah dan kita tinggal menikmatinya saja.
Ya, ternyata Tanah Perjanjian merupakan simbol kehidupan saat Adam dan Hawa sebelum jatuh,
dan tinggal di Taman Eden.

Dashyat.

Sahabats perhatikan baik,

“For My thoughts ARE NOT your thoughts,
Nor are your ways My ways,” says the Lord.
(Isaiah 55:8 NKJV, penekanan ditambahkan)

Kupercaya ayat ini sangatlah sering kita dengar sebagai ayat penghibur,
terutama saat kita dihadapkan kepada kebingungan dalam menentukan suatu pilihan,
ataupun saat menghadapi permasalahan.

Terkesan sangat rohani, tapi benarkah ayat ini digunakan sesuai konteksnya?

Sebenarnya nabi Yesaya, dalam konteksnya sedang menyampaikan sebuah nubuatan,
tentang Perjanjian Baru.

Judul perikop Yesaya 55 adalah Undangan menuju Hidup Berkelimpahan,
dimana dikatakan kita akan memperoleh minum, gandum, anggur dan susu tanpa perlu membelinya.
Selain itu bagi bangsa Israel diberi kesempatan untuk bertobat,
dan pengampunan Tuhan tersedia buat mereka.

Bagi bangsa Israel saat itu, itu sungguh tidak masuk akal.
Dalam pola pikir bangsa Israel, itu sesuatu yang tidak mungkin terjadi.

Oleh karenanya, Allah melalui nabi Yesaya mengingatkan kita bahwa,
rancanganmu bukanlah rancanganKu, jalanmu bukanlah jalanKu.

Itulah sesungguhnya konteks dari ayat diatas.
Lalu perhatikan juga ayat berikut ini,

For FORTY YEARS I was grieved with that generation,
And said, ‘It is a people who go astray in their hearts, And they do not know My ways.’
So I swore in My wrath,‘They shall not ENTER MY REST.’”
(Psalms 95:10-11 NKJV, penekanan ditambahkan)

Juga ini,

For if Joshua had given them rest,
then He would not afterward have spoken of another day.
There REMAINS therefore a REST for the people of God.
For he who has ENTERED HIS REST has himself also ceased
from his WORKS as God DID from His.
(Hebrews 4:8-10 NKJV, penekanan ditambahkan)

Kedua ayat ini menjelaskan Tanah Perjanjian sebagai lambang TEMPAT PEMBERHENTIAN bagi manusia,
yang sama dengan yang dilakukan Allah saat beristirahat di hari ketujuh setelah enam hari bekerja,
menciptakan keseluruhan tata surya, termasuk bumi dan segala isinya.

Dan bukankah itu yang selama ini dikenal kita sebagai HARI SABAT?

Kini aku jadi mengerti arti ayat berikut ini,

So let no one judge you in food or in drink, or regarding a festival or a new moon
or SABBATHS, which are a SHADOW of things to come,
but the substance is of CHRIST.
(Colossians 2:16-18 NKJV, penekanan ditambahkan)

Ya, ternyata hari Sabat pun hanyalah sebuah SIMBOL tentang karya Kristus,
yang membawa kita anak-anakNya yang hidup dalam Perjanjian Baru, untuk dapat memasuki Tempat Pemberhentian yang dijanjikan Bapa kepada bangsa Israel.

Tersadar aku akan sebuah kenyataan dimana ada sebuah denominasi,
yang masih terus menjalankan hari Sabat sebagai suatu kewajiban,
padahal Kebenaran sesungguhnya itu hanyalah sebuah SIMBOL,
yang menggambarkan bahwa kita kini TELAH memasuki Tempat PemberhentianNya.

Dashyat.

Lalu, apakah maknanya bagi kita?
Apakah berarti kita yang sudah dibawa Yesus masuk ke Tempat Pemberhentian,
lalu BERHENTI dari segala kerja dan berdiam diri saja sepanjang sisa hidup kita?

Tentu saja tidak demikian Kebenarannya.

Perhatikan Adam dan Hawa, meskipun segala kebutuhan hidupnya telah tersedia,
tapi bukan berarti mereka hanya berdiam diri saja dan tidak melakukan pekerjaan apapun.

Menurutku, maknanya adalah kita berhenti dalam segala upaya MEMPERTAHANKAN HIDUP,
antara lain mencari makan, rumah tinggal, pakaian, kesehatan dan segala kebutuhan hidup lainnya.

Kita harus percaya penuh bahwa segalanya telah disediakan Bapa,
semenjak kita memasuki Tanah Perjanjian bersama Yesus Kristus.

Kupercaya kitapun beristirahat dari segala upaya kita untuk MEMPEROLEH PERKENANAN Bapa,
karena itupun sudah disediakan bagi kita saat menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Menurutku, di sepanjang sisa hidup kita,
yang tinggal kita FOKUS kerjakan adalah hanya berjalan dalam PANGGILAN-Nya,
menjalankan apapun yang menjadi kehendak Bapa untuk kita lakukan.
Kita tidak perlu kuatir lagi apa yang akan kita makan, pakaian dan tempat tinggal dan lainnya,
karena semua telah disediakan oleh Bapa.

Tapi kupercaya Sahabat kini sepakat denganku,
bahwa masih banyak anak Tuhan yang sibuk mengembara di padang gurun,
bekerja keras penuh keringat untuk mempertahankan hidupnya,
tanpa menyadari bahwa sesungguhnya melalui Yesus Kristus,
mereka TELAH memasuki Tanah Perjanjian itu.

Dashyat.

Akhirnya Sahabats,

Kini aku bersyukur telah berhenti dari segala kerja kerasku memenuhi kebutuhan hidup,
sama seperti orang dunia.

Kini aku menyadari adanya perbedaan antara orang dunia dan diriku,
bahwa aku adalah BANGSA PILIHAN Bapa,
yang melalui Yesus memperoleh akses untuk memasuki TEMPAT PERISTIRAHATAN,
yang telah disediakan Bapa.

Aku juga telah dibebaskan dari kutuk Adam,
dimana aku tidak perlu lagi bekerja keras untuk mempertahankan hidup karena aku telah menyadari penuh,
bahwa aku kini telah berada di tanah yang berlimpah susu dan madunya,
bahwa aku kini telah berada di TANAH PERJANJIAN.

BSD, 1 April 2014
Robby Hadisubrata

1 Comment

  1. Dashyats.

    Tulisan demi tulisan yang sangat memberkati saya. Semoga hikmat dan rahasia-rahasia yang tersembunyi dapat terus di nyatakan melalui anda Pak Robby.

    Kita hidup tinggal menjalani panggilan-Nya.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s