Yang DITABUR, Itulah Yang DITUAI

Sahabats,

Suatu hari seorang anak bertanya kepada ayahnya,
“Ayah, kapan ayah ada waktu bermain bersama Ade?”
Sang ayah menjawab,
”Maaf ya de, ayah sibuk bekerja, nanti kalau ada waktu luang, ayah pasti main bersama Ade ya.”

Tapi waktu luang yang dijanjikan tidak pernah terwujud,
sang ayah tetap sibuk bekerja sehingga sang anak hidup dan bertumbuh dalam kekecewaan.

Puluhan tahun berlalu, sang anak pun sudah tumbuh dewasa & menikah.

Suatu hari sang ayah yang sudah tua renta bertanya kepada anaknya,
”Ade, kapan kamu ada waktu untuk berkunjung kesini?”
Sang anak pun menjawab,
”Maaf yah, Ade sibuk sekali bekerja, nanti kalau ada waktu luang, Ade pasti mampir kesana.”

Sang ayah pun terdiam,
menyadari apa yang telah ditaburnya, itulah yang dituainya.

 

Sahabats perhatikan baik,

Inilah yang disebut hukum “TABUR – TUAI”.

Siapa yang menabur, dia akan menuai.
Apa yang ditabur, itu yang dituai.

Jika kita menabur biji padi, maka kita akan menuai padi, bukan jagung.

Siapa yang menghormati orang, maka dia akan dihormati.
Siapa yang berbuat baik, maka dia akan mendapat kebaikan.

Atau jika dibalik,

Jika mau disayang bawahan, maka sayangilah bawahanmu terlebih dahulu.
Jika mau diperlakukan adil, maka berlakulah adil terlebih dahulu.

Prinsip dunia ttg kepemimpinan mengajarkan jauh berbeda.

Jika ingin dihormati, kita harus keras kepada bawahan.
Jika berbuat baik, nanti akan dipergunakan karyawan (misalnya : pinjam uang).
Jangan terlalu sayang bawahan, nanti bawahan ngelonjak.

Prinsip2 dunia inilah yang membawa kita kepada pemahaman yang salah tentang kepemimpinan.
Kita jadi pemimpin yang diktator, tanpa belas kasihan,
dan menganggap bawahan kita sebagai sumber daya yang harus diperas.

TIDAK,
prinsip ini harus diubah.

Mari kita mulai sekarang menerapkan prinsip “Memanusiakan Bawahan”.

Bahwa mereka itu adalah sama seperti kita, mahluk ciptaan Tuhan,
yang dititipkan kepada kita untuk kita bahagiakan & kita makmurkan.
Ya, mereka BUKAN sumber daya, mereka adalah manusia.

 

Sahabats dengar baik,

Ini bukan berlaku hanya dalam kepemimpinan,
akan tetapi juga pada prinsip2 bisnis & perusahaan.

Misalnya prinsip pengelolaan pembayaran kepada supplier.
Dunia mengajarkan untuk menunda pembayaran selama mungkin,
meminta term of payment yang selama mungkin,
lalu setelah itu dipenuhi, kita masih bayarnya terlambat.

Ingat,
Saat kita sengaja menunda pembayaran kepada supplier, padahal itu sudah jadi haknya,
Maka hukum tabur tuai akan berjalan.
Tiba2, pelanggan2 kita pun menunda pembayarannya kepada kita,
dan kita akhirnya terjebak dengan banyaknya bad debt.

 

Akhirnya Sahabats,

Kita harus transform to the next level.

Dalam hidup kita & pekerjaan kita,
kita harus berjalan sesuai SOP (Standard Operating Prochedure)nya Tuhan.
Dan saat kita lakukan itu,
pasti Tuhan akan berjalan bersama kita, menghadapi dunia & tantangan2nya.

Anda mau Tuhan berada di pihak kita,
atau Tuhan di pihak lawan/pesaing ?

Mulai sekarang,

Taburlah nilai2 Ketuhanan, nilai2 kebenaran & kebaikan,
lalu lihat apa yang akan terjadi.

 

Bogor, 22 Juni 2010
Robby Hadisubrata

2 Comments

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s