Dear Sahabats,
Saat kita berbicara DESTINY (tujuan/goal) dalam hidup kekristenan,
kita semua sepakat:
Untuk menjadi GARAM & menjadi TERANG.
Mungkin sama seperti aku,
sahabat telah membaca Firman tentang Garam & Terang puluhan kali,
juga mendengar kotbah tentang Firman ini ratusan kali,
tapi apa yg aku dapatkan belum lama ini, BELUM PERNAH aku dapatkan dari siapapun.
Ya,
Roh Kudus meng-iluminasi-kan Firman ini kepadaku,
dengan cara yang sama sekali berbeda dari yang pernah aku dapatkan.
Sahabats simak baik,
“Kamu adalah GARAM DUNIA.
Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?
Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.Kamu adalah TERANG DUNIA.
Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang,
melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang,
supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
(Matius 5:13-16)
Dashyat.
Sudah lama dalam perenunganku muncul pertanyaan dalam benakku,
Kenapa Tuhan Yesus harus menggambarkannya dengan 2 perumpamaan bukannya satu?
Kenapa tidak Garam saja atau Terang saja?
Kenapa Garam & Terang?
Kenapa Garam dulu, baru Terang?
Dashyat.
Garam, jika tidak asin, tidak ada gunanya lagi.
Garam dibuat dengan FUNGSI untuk mengasinkan.
Ya,
PANGGILAN dari Garam adalah untuk mengasinkan.
Sehingga jika tidak asin, tidak berfungsi sesuai peruntukkannya,
menjadi tidak ada gunanya.
Dan,
Tuhan sedang mengingatkan kita, untuk sungguh2 menemukan PANGGILAN kita,
dan berfungsi sesuai dengan panggilan tersebut.
Jika engkau diberi karunia menyanyi, melangkahlah dalam itu, berlatihlah sungguh2 dan fokus dalamnya.
Jika engkau diberi karunia mengajar, berjalanlah mantap dalamnya,
terus kembangkan dan layanilah Tuhan dengan talentamu.
Jika tidak,
apalah gunanya, selain dibuang dan diinjak orang.
Tuhan meminta kita untuk menemukan,
& berjalan sesuai PANGGILAN (calling) kita masing-masing.
Dashyat.
Lalu,
sesudah berbicara tentang Garam, Tuhan berbicara tentang Terang.
Tapi Tuhan tidak memberi penjelasan yang sama dengan Garam.
Tuhan tidak menjelaskan jika Terang itu menjadi gelap, tidak ada gunanya lagi.
Tuhan malah berkata, Terang pasti akan TERLIHAT oleh sekitarnya,
dan akan DILETAKKAN DI ATAS untuk lebih efektif menerangi sekitar.
Ya,
Tuhan sedang mengingatkan kita, jika kita berjalan & terus mengembangkan talenta sesuai panggilan kita,
semakin lama kita akan menjadi SEMAKIN AHLI,
kita akan SEMAKIN MENONJOL dan TERLIHAT oleh orang lain di sekitar kita.
Kita akan menjadi TERKENAL karena keahlian kita.
Dashyat.
Lalu,
Tuhan akan mengangkat kita NAIK menempati posisi2 di atas,
menjadi KEPALA dan bukan ekor,
agar semua orang disekitar kita melihat kebaikan Tuhan atas diri kita,
dan melalui kehidupan, kesuksesan & kesaksian kita,
akhirnya mereka juga INGIN menyembah Tuhan Allah yang kita sembah.
Dashyat.
Jadi,
Memenangkan jiwa bukan berarti kita harus menjadi hamba Tuhan lalu berkotbah kemana-mana.
Dengan kita berjalan dalam panggilanNya pun,
kita dapat memenangkan jiwa-jiwa melalui KESAKSIAN hidup kita.
Dashyat.
Akhirnya Sahabats,
Jika kita melihat tokoh2 yang dipanggil Tuhan dalam alkitab,
Tuhan tidak pernah berbicara SKALA KECIL dalam hal berdampak,
melainkan skala KOTA, BANGSA bahkan BANGSA-BANGSA.
Lihat Yunus, dipanggil untuk membuat satu KOTA bertobat.
Lihat Musa, dipanggil untuk menyelamatkan BANGSA Israel dari Mesir.
Lihat Paulus, dipanggil untuk menginjil ke BANGSA-BANGSA.
Oleh karenanya aku terlalu percaya,
jika kita berjalan dalam PANGGILAN kita,
dan jika kita terus mendengar & taat tuntunan Tuhan,
Saatnya akan tiba,
kita pasti akan diangkat Tuhan di level kota, bangsa & bangsa-bangsa,
dan akhirnya,
Kita akan menjadi GARAM & TERANG DUNIA.
Bogor, 28 September 09
Robby Hadisubrata.