Dear Sahabats,
Ditemukannya CERMIN ternyata memberi suatu dampak negatif,
yang mungkin selama ini kita tidak sadari.
Ijinkan saya bertanya,
apakah FUNGSI cermin?
Untuk BERDANDAN, sehingga penampilan kita terlihat lebih baik dimata orang lain.
Kita yang tadinya aslinya mungkin berantakan, setelah berdandan, memakai make up, kita jadi terlihat ganteng/cantik.
Itulah jawaban, sekaligus permasalahannya.
Sahabats yang dikasihi Tuhan,
Cermin membuat kita SIBUK mendandani diri kita,
untuk menjadi “terlihat lebih baik” dari diri kita yang sesungguhnya.
Sadarkah banyak dari kita kini terjebak dengan berfokus membentuk PENAMPILAN kita agar “terlihat” baik,
dibandingkan membentuk PRIBADI & KARAKTER yang baik?
Kita SIBUK (baca: fokus) ingin terlihat sebagai orang baik,
dimata teman2, di kantor, di lingkungan, di gereja/lingkungan ibadah lainnya.
Dan cara cepat terlihat demikian,
adalah dengan memakai “TOPENG KEHIDUPAN”
Saat ke keluarga istri, kita pakai “TOPENG SUAMI YG BAIK & SUKSES”,
kita berdandan necis, pakai pakaian bermerk, pakai jam mahal dan banyak lagi.
Saat ke gereja, kita pakai “TOPENG JEMAAT YG TAAT & BAIK”,
kita berdandan rapi, kita angkat tangan, bernyanyi & berdoa dengan penuh kesucian.
Dashyat.
Sahabats perhatikan baik,
Kan memang kita hidup di dunia & zaman “INSTANT”,
yang mengajarkan kita utk cepat kaya, cepat sukses, cepat untung, cepat dijawab doanya, cepat dalam segala hal.
Kita SIBUK menutupi segala “keburukan” pribadi kita yang sesungguhnya,
dengan make up & topeng2 tadi.
Tapi ingat pepatah,
“Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga”
Topeng dan make up tidaklah KEKAL sifatnya.
Itulah sebabnya, seringkali kita lihat di koran, infotainment, disekeliling kita,
ada pribadi2 yang tiba2 TOPENG-nya terbuka dan kita terkaget-kaget melihat “wajah” aslinya.
Ada pejabat yang dikira baik, ternyata KORUPTOR handal.
Ada suami yang dikira mencintai, ternyata NYELEWENG dan KDRT.
Ada pegawai yang dikira setia, ternyata MENCURI asset kantor.
Semua TOPENG pasti suatu saat akan TERBUKA
Dashyat.
Lalu,
Bagaimana seharusnya?
Sekali lagi aku ulangi,
Kita memang hidup di zaman & generasi yg mengajar kita ttg pentingnya “INSTANT”.
Tapi,
membentuk PRIBADI & KARAKTER yang baik, tidak bisa instant.
Dibutuhkan proses, dibutuhkan waktu.
Dibutuhkan kesadaran dan kemauan kita untuk masuk,
dan menjalani proses tersebut.
Tidaklah semudah membalikkan telapak tangan,
untuk mengubah “keburukan” diri kita, menjadi “kebaikan”.
Tapi itulah yang terpenting.
Itulah yang harusnya jadi fokus kita.
Karena itulah yang kekal.
Akhirnya Sahabats,
Ubahlah MINDSET-mu, ubahlah FOKUS-mu.
Jika engkau pemarah,
mulailah masuk dan menjalani proses hingga akhirnya engkau dinyatakan lulus oleh Sang Penentu.
Jika engkau cinta uang, kasar, keras kepala, egois, dan banyak lagi,
mulailah masuk dan menjalani proses satu persatu.
Berhentilah BERDANDAN & PAKAI TOPENG di cermin untuk HANYA terlihat lebih baik,
Mulailah MASUK & BERJALAN dalam proses PERUBAHAN menuju PRIBADI yg lebih baik.
Ingat,
Perubahan bukanlah perubahan, sampai TERJADI suatu perubahan.
Bogor, 19 Juni 2009
Robby Hadisubrata