Dear Sahabats,
Istriku langsung berlari keluar dari kamar mandi dan berteriak :
Say, Aku positif…Aku HAMIL…
Aku melompat dari tempat tidur….,
Kami berdua menangis keras sambil berpelukan.
Dear Sahabats,
Ijinkan aku bercerita flashback ke belakang,
tentang apa artinya berjuang dalam kesetiaan mengandalkan Tuhan, bukan dunia.
Pernikahan kami dilangsungkan di Juni 2006.
Pesta yang meriah, banyak ucapan syukur dan harapan yang baru.
Aku ingat perjalanan 1 tahun pernikahan kami lebih tepat disebut masa penyesuaian.
Walau kami sama2 anak Tuhan, tapi keributan2 masih sering terjadi karena perbedaan pribadi.
Teringat nasehat seorang hamba Tuhan yang berkata,
“Kini kalian bukan kuning telur dan putih telur lagi,
tapi TELOR DADAR. Tidak ada aku & kamu, melainkan kita.”
Dashyat.
Sahabats yang penuh cinta,
Kerinduan terbesar kami sebagai suami istri, tentunya adalah mempunyai anak.
Istriku, adalah termasuk orang yang sangat menyukai anak2,
jadi wajar kalau semua bilang kita sudah sangat siap untuk punya momongan.
Tapi perjalanan tidak semudah itu.
Istriku divonis dokter memiliki KISTA, dan setelah dikontrol beberapa lama,
diputuskan harus mengikuti PROGRAM untuk hamil.
Saat pertama kali dites, istriku langsung divonis kedua saluran rahimnya TERSUMBAT,
sehingga satu-satunya cara adalah dengan BAYI TABUNG.
Puji Tuhan,
dokternya menyuruh tes kedua kali di tempat yg berbeda.
Aku teringat,
saat istriku melakukan tes, aku menangis di ruang tunggu.
Roh Kudus menghibur dengan menyuruhku melantunkan syair lagu :
Bila kumelihat apa yang Kau buat
Di dalam hidupku ini
Hanya air mata tanda sukacita
Mengalir dihidupkuKubersyukur….kubersyukur
Atas kebaikanMu Yesus
Kubersyukur….kubersyukur
Atas kasih setiaMu
Puji Tuhan,
sebuah mujizat, hasil tes kedua menyatakan seluruh saluran istriku BAIK-BAIK saja.
Tapi tak lama setelah itu, dokter menyuruh istriku melakukan OPERASI utk membuang kista.
Kita pun melakukan operasi yang menghabiskan biaya belasan juta rupiah saat itu.
Mujizat Tuhan menyertai,
pada hari aku mau bayar biaya operasi yg belasan juta,
pagi harinya tiba2 BCA sms bahwa kredit limit kartu kredit BCA-ku per hari ini DINAIKKAN.
Padahal aku tidak memintanya.
Operasi berjalan lancar,
dan aku ingat kata2 dokternya setelah operasi berhasil,
“80% dari pasien yang telah dioperasi, hamil dalam 3 bulan.”
Sungguh, suatu kelegaan yang ada di hatiku.
Tapi Sahabats,
3 bulan berjalan, istriku belum juga hamil.
Saat kembali ke dokter, bukan berita yg membahagiakan malahan mengejutkan,
katanya kistanya TUMBUH lagi.
Teringat langsung aku pada nubuatan seorang pendeta,
“Jangan peduli kata dokter, anakmu dua.”
Ya,
Aku LELAH mendengarkan apa kata dunia.
Maka,
Aku memutuskan untuk MENGHENTIKAN semua program.
Aku mengajak istriku untuk berjalan saja dalam IMAN.
Setelah itu, kami hanya mengandalkan Tuhan.
Aku belajar PERCAYA akan janjiNya, aku belajar meng-KLAIM janjiNya.
Aku ingat hampir setiap pagi aku berdoa & mempraktekkan “BERKATA KEPADA GUNUNG”,
dimana aku tumpang tangan dan berkata,
“Engkau adalah sperma yg kuat, sperma yg sehat.
Engkau mampu menembus segala rintangan yg ada, apapun itu.
Engkau akan membuahi sel telur yang ada dalam rahim istriku.”
Suatu perjalanan iman penuh perjuangan melawan keraguan & kekuatiran.
Ya, melihat usia istriku, dunia berkata adalah TIDAK BIJAK memberhentikan program dokter,
karena peluangnya akan semakin kecil dan lama untuk memperoleh anak,
dan resikonya akan semakin tinggi memiliki seorang anak jika usia istriku semakin menua.
Kuteringat di satu titik dalam keputusasaanku, aku menangis dan bertanya ke Tuhan,
“Apalagi Tuhan yang harus kami perbuat utk mempunyai anak?”
dan tiba2 lagu di laptopku yang kuputar secara random mengumandangkan lagu :
Dia mengerti, Dia peduli
Persoalan yang kita hadapi
Dia mengerti, Dia peduli
Persoalan yang kita alami
Namun satu yg Dia minta, agar kita percaya
Sampai mujizat menjadi nyata.
Ya,
dari 400-an lagu dalam laptopku, Tuhan telah memilih lagu itu untuk menjawabku.
Saat itu juga imanku terbang tinggi bagai rajawali,
dan aku terlalu percaya bahwa tahun ini juga, istriku akan hamil, apapun kata dokter.
Dashyat.
Sungguh Tuhan ajaib, karena pada akhirnya doa kami terjawab.
Beberapa hari sebelum ulang tahun pernikahan ke-3 kami,
istriku berinisiatif untuk test dan hasilnya dia positif HAMIL.
Akhirnya Sahabats,
Sungguh suatu perjuangan penuh isak tangis, penuh kesedihan, pepeperangan melawan keputusasaan,
tapi akhirnya satu yang kami pelajari :
SELALU ADA PENGHARAPAN BERSAMA TUHAN YESUS.
Dia Allah yang peduli pada kita pribadi lepas pribadi,
Dia Allah yang MENJAWAB DOA.
Haleluya.
Bogor 16 Juni 2009
Robby Hadisubrata
Dear Pak Robby,
Terima kasih buat Artikel ini, dikuatkan kembali.
Gbu
Sungguh menguatkan Pak Robby. Tetap bersukacita dalam pengharapan